Kamis, 14 Juli 2011

Lebih Cantik Dengan Sampah Buangan (1)

Anyaman Kertas
Menanggapi permintaan yang cukup banyak dari para pembaca tentang bentuk karya kreasi seni, baik melalui sms maupun email, maka saya mencoba berbagi pengalaman yang lain dalam hal berkarya seni.  Awalnya dari ketidaksengajaan (atau ketidakmampuan?) saat mencoba membuat kreasi karya dari anyaman kertas.  Kurang puas pada bentuk anyaman yang tidak rapi, kurang kuat dan menghabiskan cukup banyak waktu maka jadilah bentuk karya seni ini.

Memang, masih berkutat pada pemanfaatan limbah kertas bekas.  Setelah cukup berhasil mencoba bentuk anyaman kertas, ternyata jumlah karya yang dihasilkan tidak sebanding dengan banyaknya bahan mentah yang sudah disiapkan seperti lintingan kertas, biji kepang,  biji pilin dan bentuk-bentuk anyaman kertas lain yang siap pakai.

Selasa, 12 Juli 2011

Hadiah atau Hukuman?

Memang pemberian hadiah dan hukuman pada hakikatnya bertujuan positif. Yakni, memotivasi agar anak belajar. Itu terjadi jika dilakukan dengan cara tepat. Sebaliknya, jika dilakukan dengan cara salah, hukuman justru membuat anak malas belajar, frustrasi, dan rendah diri. Ibarat tanaman, sekolah merupakan pot untuk menyemai biji agar tumbuh dengan baik dan kelak bisa berbuah.

Untuk tumbuh dengan baik, dibutuhkan media tanah, kondisi pot, siraman air, pupuk, dan perawatan secara teratur. Hukuman fisik sering menjadi penghambat utama bagi anak untuk mengaktualisasikan diri. Anak yang menerima hukuman fisik akan merasa dihantui ketakutan, rendah diri, dan sulit konsentrasi belajar sehingga prestasi belajarnya semakin buruk.

Anak-anak belajar dari apa yang mereka alami. Bila anak hidup dengan kritik, mereka akan mudah menyalahkan. Bila anak hidup dengan rasa takut, mereka mudah gelisah. Bila anak hidup dengan ejekan dan dipermalukan, dia akan menjadi rendah diri dan merasa bersalah. Untuk itu, sebelum berakibat semakin parah terhadap perkembangan jiwa anak, Ibu harus segera mengambil langkah untuk mengatasinya. Lalu, apa yang bisa di lakukan?